TANGISAN INDONESIA TERSIRAT
Empat Puluh Lima ancaman telah tiada,
Raga yang berlumur darah menjadi saksi,
Saat kain merah dan putih berkibar diudara,
Bergetar hati…
Meneteskan air mata kebahagiaan,
Sujud syukur yang dipanjatkan,
Langit pun terus bergerak mengikuti angin menari,
Empat Puluh Lima terus dikenang jiwa,
Membantu ulat dalam metamorposisnya,
Tuk jadi kupu-kupu yang terbang tinggi,
Langit yang mengikuti angin disertai jaman,
Globalisasi kini masuk dalam kepompong,
Badai besar menghampiri kehidupan,
Kehidupan buruk kian merusak kepompong,
Diantara kepompong menahan tuk memberi senyuman,
Diantara kepompong terjatuh dan terinjak melupakan Empat Puluh Lima,
Keburukannya tericium disekitarnya,
Merusak Empat Puluh Lima,
Indonesia terdiam menahan tangisan,
0 komentar:
Posting Komentar